Mouses in SMAGA


Berita ini mungkin sempat menyambar telinga kalian, tapi hanya samar-samar. Atau mungkin saja kalia n tahu,
 namun jiwa kalian terkurung dalam ketakutan, membuat bibir ini membisu dengan realita yang ada.Tulisan-tulisan kecil yang hadir dari hati kecil kami bukan karena orang-orang kecil seperti kami ingin mengecilkan setiap kebesaran yang dimiliki sekolah, bukan karena kami ingin meruntuhkan setiap dinding  kehebatan yang membentengi sekolah ini. Hati kecil kami bagaikan bom waktu yang kan meledak, seakan memberontak, tak sanggup lagi membendung segala keterpurukan yang menerpa setiap sudut bagunan sekolah yang kami cintai ini. Dengan senyum tanpa beban,  manusia-manusia tak bertanggungjawab itu melangkahkan kaki disetiap ruang-ruang sekolah yang tak bersalah. Amanahnya sebagai seorang bendahara kini telah terhempas oleh keadilan yang meghilang entah kemana, dan tergantikan dengan keserakahan duniawiyah. Yah .. !! sebut saja mereka “Mr.Donald Duck” and “ Mrs.Tweety” . tapi tentu mereka tak seimut dan selucu kartun-kartun ini. Bahkan ketika wujud asli mereka nampak, tak satupun dari indahnya mata kalian yang sanggup memandang kehancurannya walau hanya sedetik saja. Kehancuran wujud yang menjalar dari kehancuran hati mereka yang kian hari membusuk.
Tumpukan uang yang berbaris rapi dihadapan mereka kini menjelma menjadi mobil dan rumah hanya untuk kebahagiaan duniawinya. Tak sedikitpun meraka menolah dan melihat sudah berapa banyak yang harus mereka renggut kebahagiaannya?? Hahaha :D, hati mereka benar-benar telah terjebak dalam jeruji besi kemunafikan.sungguh kasian hidupnya di neraka nanti.Bayangkan saja tetesan keringat dan peluh para guru yang harus dihargai dalam bentuk tunjangan tertunda pengeluarannya. Tunjangan insentif triwulan 3, tahun pelajaran lalu terpaksa dicicil 2 kali, bahkan THR baru terealisasikan kemarin. Banyak organisasi-organisasi siswa yang beku kegiatannya, karena anggaran yang sudah menjadi hak mereka tak kunjung air.berdasarkan laporan pertanggungjawaban pengurus komite sekolah SMA Negeri 3 Makassar anggaran periode 2009-2010, tertera dengan sangat jelas tencana pengeluaran kegiatan ekstrakulikuler di SMAGA sebesar Rp.50.000.000,- dan realisasinya Rp.55.821.000,- . bagaimana bisa anggarannya berlebih ? padahal masih banyak organisasi di SMAGA yang belum mengambil haknya. Di antaranya Paskibra Rp.1.800.000,- , Futsal Rp.875.000,- , Jenius Rp. 900.000,- dan OSIS sebagai organisai tertinggi kedudukannya di SMAGA pun masih memiliki kurang lebih Rp.4.000.000,- . serta masih banyak lagi program=program sekolah yang pincang karena ulah tak beradap Mr.Donald Duck” and “Mrs.Tweety”.
Dan Yang paling miris bagi kami sebagai seorang siswa adalah jerih payah orang tua kami yang tak pandang walau hanya sebelah mata kerja keras orang tua kami seakan terlupakan, terinjak-injak oleh kebobrokan iman mereka. Orang tua kami bukanlah sapi perah kalian !. bukan juga mesin uang buat kalian!. Orang tua kami yang bersusah payah menhasilkan uang dan kalian dengan gampanya merampas setiap uang itu?! . Wahhh ... terlalu licik agaknya.Sejenak fikiran ini melayang,merawang jauh membelah kegelapan yang kini menyelimutu sekolah, mencari setitik cahaya terdang dari masalah yang sepertinya diam. Akhh. Yang hanya ketidakberdayaan pihak sekolah mengaggapi masalah ini. Memang iaa, meraka telah memberikan tenggang waktu untuk para koruptot-koruptor ini mengembalikan segala uang hasil korupsinya, namun agaknya tak diindahkan juga. Dan kembali, pihak sekolah hanya sanggup berdiri dalam pagar ketidakberdayaannya.Kertas kecil ini membawa harapan besar siswa kepada pihak sekolah agar bangkit, melawan segala ketidakberdayaan mengambil tindakan tegas dalam masalah ini. Tindakan yang menguntungkan semua pohak-pihak yang telah dirugikan tentunya, bukan malah menjadikan orang tua kami sebagai TUMBALnya.
Uang komitee yang terpaksa meningkat drastis katanya hanya untuk menutupi anggaran sekolah yang telah dikorupsi. Bukankah ini namanya penipuan untuk orang tua kami ??.Perlu diingat, tak semua orang tua siswa di SMAGA berpenghasilan sama. Ada yang berkecukupan, dan justru lebih banyak yang kekurangan. Mungkin golongan terakhir inilah yang harus paling pasrah dengan kenaikan komite yang sudah tak terjangkau lagi.1 hal yang sepertinya pihak sekolah kelurikan, tak semua orang tua yan tak sempat hadir dalam rapat komitee beberap minggu kemarin adalah orang-orang yang bergemilang harta. Bagaimana mungkin pihak sekolah berkesimpulan seperti itu?. Mengapa harus ada perbedaan biaya pembayaran antar yang hadir dan tidak ? bukankah fasilitas yang didapatkannya sama ?Hmmm ... kayaknya pihak  sekolah kini benar-benar menggalakan dan besar-besaran nih untuk sekolah. Yah! Semoga saja panggalan dan besar-besaran ini digunakan untuk hal-hal posotif, bukan untuk menutupi anggaran sekolah yang telah korupsi. Skolah ini sendri juga akan malu jika tak mampu menunjukkan dengan bukti yang nyata hasil uang komite yang sudah terbilang banyak!
Heh! Buat apa lagi sekolah menanamkan nilai-nilai kebenaran dalam jiwa setiap siswanya dengan menghadirkan kantin kejujuran, jika masih ada saja orang-orang sekolah yang sepatutnya menjadi contoh, ternyata jauh dari kata JUJUR!

You Might Also Like

0 komentar


Chatting Yuk...

Flickr Images