Bina Gladiar

A. PEMBINA
Pembina adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas terlaksannya proses pendidikan kepemimpinan. Para pembina bertanggung jawab atas pembinaan asrama mulai dari bengun pagi, makan, shalat, acar selingan dan lain-lain. Pembina harus memperhatikan masalah pribadi anggota paskibra.

B. PELATIH
Pelatih adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas terlaksanya tugas pengibaran dan penurunan bendera kebangsaan merah putih. Para pelatih bertangguang jawab atas kemahiran baris-berbaris, tat penghormatan, bentuk-bentuk barisan, menanamkan kedisiplinan, dan memeberikan contoh yang baik pada pasukan.


Tujuan pembinaan anggota paskibra yaitu menanamkan rasa persatuan dan rasa patriotisme serta cinta tanah air dikalangan generasi muda.


Baris-berbaris yang dilaksanakan mengandung suatu pengertian wujud latihan untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas serta diarahkan kepada ketahanan dan peningkatan daya tahan tubuh agar dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.


Dalam baris-berbaris terkandung maksud untuk menumbuhkan rasa persatuan yaitu adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan batin antara sesama anggota sehingga timbullah rasa disiplin anggota yang mendahulukan kepentingan kelompoknya diatas kepentingan individu.


Sifat kepemimpinan seorang paskibra adalah seperti yang diajarkan Ki Hajar Dewantara, yaitu :


1.Ing ngarso suntolodo yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu, lewat sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

2.Ing madyo mangun karsa yang berarti seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat pada ornga-orang yang dipimpinnya.

3.Tut wuri handayani yang berarti seorang pemimpin harus mampu mendorong oarang-orang yang dipimpinnya agar dapat berani berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab.


Seorang anggota paskibra dalam proses pembentukannya menjadi orang dewasa berpikiran jauh ke depan harus dapat membangkitkan dan meningkatkan faktor internal dari dalam dirinya dan faktor eksternal dari lingkungannya agar individu ini mengalami perubahan untuk menemukan jati dirinya. Dalam perkembangan itu anggota paskibra diharapkan menjadi semakin dewasa dalam arti dewasa secara moral, intelektual, sosial, dan emosional.


Pada tahun 1973 Idik Sulaiman menciptakan lambang paskibra yang dimiliki sampai sekarang. Lambang paskibra adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk belah ketupat dan lingkaran yang masing-masing berjumlah 18 buah. Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur atau tanah yang berkembang diatas air hal ini bermakna bahwa anggota paskibra adalah pemuda-pemudi yang tumbuh dari bawah/orang biasa dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun. Bunga teratai yang berdaun, 3 helai keatas dan 3 helai mendatar. 3 helai keatas bermakna belajar, bekerja, dan berbakti, sedangkan 3 helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan gembira.

Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antara sesama generasi muda Indonesia yang da di pelosok penjuru ( 16 penjuru mata angin ) tanah air. Rantai persaudaran tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, ras, dan golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat sehingga mampu menangkal segala bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui semangat persatuan yang telah tertanam dalam hati anggota paskibra.

You Might Also Like

0 komentar


Chatting Yuk...

Flickr Images